Friday 20 May 2011

Setelah....

Part 3

SYOK

Cerita sebelumnya :
Ayahku hanya bisa mabuk2an setiap hari. Ibu terlalu sibuk karena bekerja di kantor pos sampai larut malam untuk lembur. Sampai dirumah pun ibu harus mengurus ayah & membersihkan semua muntahan ayah karena alkohol.  Seperti biasanya aku sepulang sekolah harus mengurus rumah & menjaga Luc.
Hari ini tanggal 23 desember, 2 hari lagi Natal akan tiba. Minggu pagi itu ku keluar jalan2 untuk menghirup udara segar bersama dengan Luc. Ibu nampak sedang mengurus kebunnya yang terbengkalai karena sibuk kerja setiap hari. Hanya hari minggu saja ibu sempat mengurus semua tanamannya. Ayahku pasti seperti biasanya duduk & memegang botol minuman di ruang tengah. Itulah kerjaannya sekarang tanpa memperdulikan keadaan sekelilingnya. Dan kami harus bisa menerima semua itu. Kami hanya berkeliling taman pagi itu, tiba2 dikejutkan oleh teriakan bibi Annie begitulah panggilan kepada tetangga kami ini. Bibi Annie nampak berlari & menghampiri kami dengan wajah serius. "Kamu harus kuat ya nak, semua ini telah terjadi & kamu harus bisa menghadapinya "kata bibi Annie dengan muka sedih. Ku tak mengerti apa yang terjadi ini. Aku masih cukup bingung dengan perkataan bibi Annie. Dia memelukku & membisikkan ke telingaku, "ayahmu telah meninggal". Tiga kata ini membuat sekujur tubuhku menggigil, aku tak mempercayainya. Ayahku meninggal? Lelucon apa ini ?

Bibi Annie menuntunku & Luc kembali ke rumah. Di sana nampak Paman Robert sahabat ayah berdiri di teras. Nampak beberapa tetangga juga didalam rumah. Ibu menangis dengan histeris, "teganya kamu meninggalkan kami dengan keadaan begini". Ibu tak henti2 berteriak & menangis. Ibu begitu terpukul & berlutut  di samping ayah. Aku hanya bisa diam & berdiri mematung melihat kejadian ini. Air mataku terasa  membasahi pipiku. Luc terlalu kecil untuk menyaksikan keadaan ini, bibi Annie telah membawa Luc kerumahnya. Hari itu juga mereka membawa jenazahnya ke rumah duka. Ingin ku memeluknya yang terakhir walupun hati ini sakit tetapi kaki ku seakan tidak bisa bergerak. Sungguh tidak percaya dengan semuanya ini. Benarkah ayahku telah tiada? Mengapa dengan cara seperti ini dia meninggalkan kami? Disamping tubuhnya ditemukan botol pil yang telah ditelannya & secarik kertas yang bertuliskan, "maafkan aku, dengan ini semuanya akan terselesaikan". Hanya dengan kata maaf semuanya akan selesai? Dalam diriku muncul rasa marah & sedih.

Ibuku akhirnya sepakat untuk memakamkan ayah keesokan harinya. Aku masih tidak bisa menerima & percaya dengan keadaan ini. Paman Robert menepuk bahuku & berkata, "sekaranglah kamu harus memimpin keluarga ini karena kamulah anak laki2 tertua". Semakin kosong pikiranku, aku yang harus memimpin keluarga ini? Apa aku bisa & sanggup? Aku masih 16 tahun, usia yang terlalu muda untuk menjadi kepala keluarga bukan? Tetapi aku tidak mempunyai pilihan. Bagaimana aku menjelaskan kepada adikku Luc? Apa aku harus bilang, "ayah kita meninggal karena bunuh diri?" Hal yang konyol bukan? Bagaimana aku harus menghadapi semua teman2 di sekolahku? Teman2 akan datang di pemakaman ayahku & mereka akan menatap kami & berkata, "kasihan anaknya, ayahnya meninggal bunuh diri". Aku tidak ingin mendengar semuanya itu. Ingin ku menghilang dari dunia ini. Perasaan marah kepada ayah tidak bisa ku ungkapkan. Aku tidak mengerti mengapa ayah harus memilih cara seperti itu.

Desember yang sangat gelap bagiku & keluargaku. Semua kekecewaan & kesedihan tak akan pernah terlupakan. Aku benci Natal tahun ini & tahun2 yang akan datang. Tidak akan ada lagi Natal indah dalam impianku. Kini semua berubah, harapan untuk kembali hidup bahagia seperti dulu seakan terampas begitu saja karena ayah. Rasa kekecewaan ku pada ayah tidak akan pernah hilang walaupun beliau telah pergi. Perasaan takut menatap hari esok menghantuiku sepanjang waktu. Natal tidak akan indah lagi dalam kehidupan kami. Semua telah hilang yang ada sekarang hanya rasa sedih & kecewa. Sanggupkah aku melewati hari2 tanpa ayah?


-------> Lanjut part 4

9 comments:

  1. wah ini cerita pribadi apa bukan nih..??

    ReplyDelete
  2. Fiksi yang bagus..... saya juga kemrin2 serig buat cerita gak tahu sekar4ang kok melemah semangat dalam berfiksi....heheheheh ditunggu lanjutannya

    ReplyDelete
  3. bagus mbak kisahnya, ayo lanjutkan :D

    ReplyDelete
  4. yah,emang berat rasanya kalau ditinggal ayah..serasa gak ada pijakan lg

    ReplyDelete
  5. Huhuhu hampir gak kuat baca ceritanya :')

    ReplyDelete
  6. cerpennya bagus, cuma sayangnya kenapa ayahnya mesti mati ya? padahal bagusan dibikin sadar.. hihi.. maap, gimana yang ngarang dunk. salam buat amy.. :)

    ReplyDelete
  7. hi.... salam kenal amy.
    ceritamu patut d acungi jempol deh,cuman ending knp hrs mati klo ayah nya sadar,pasti cerita selanjutnya seru deh.

    ReplyDelete