Thursday, 19 May 2011

Setelah...

Part 2
Aku tidak mengenalinya lagi

Yukk lanjut lagi ceritanya,...
Cerita sebelumnya : Kebahagiaan keluargaku yang terusik karena ayah di phk dari tempat kerjanya. Ayah begitu terpukul dengan keadaaannya. Ibu sangat sedih begitu juga aku.
bisa baca di http://xerezmalaga.blogspot.com/2011/05/setelah.html

Akhirnya telah setahun lamanya ayahku dirumah & tidak bekerja. Bulan Desember datang lagi, dengan keadaan kami yang tidak lebih baik. Ayah telah mencari pekerjaan ke beberapa tempat tapi tidak diterima. Hal ini membuatnya sangat frustasi & putus asa. Beruntungnya ibu sekarang memiliki pekerjaan di sebuah kantor pos. Dengan kerja keras ibu, aku & Luc masih bisa sekolah. Walaupun ayah mendapatkan uang pesangon tetapi itu juga sudah habis terpakai selama ini. Bisa dibayangkan bagaimana keadaan rumah tanpa adanya ibu. Semuanya harus aku kerjakan sendiri, karena adikku Luc masih kecil. Ayahku? Dulu aku merasa sangat bangga padanya tetapi saat ini aku merasa sangat kasihan dengan ayahku sendiri. Aku hampir tidak dapat mengenalinya. 

Setiap hari ayah hanya duduk di ruang tengah, sesekali ke kebun belakang dengan memegang botol minumannya. Tentu saja ayahku sekarang menjadi pemabuk. Bahkan sekarang adikku Luc sangat takut kepadanya. Pikirku ayahku tidak membantu kami sama sekali. Dia membiarkan ibuku bekerja sendiri untuk membiayai keluarga ini. Rumah pun aku yang mengurus sekarang setelah pulang sekolah. Aku harus mencuci baju2 kotor, mengelap lantai, mencuci piring kotor, menyiapkan makan siang & malam karena terkadang ibu lembur sampai malam baru pulang. Kata ibu biar bisa mendapatkan uang tambahan buat kami. Aku juga harus menjaga si kecil Luc. Untungnya bibi Annie baik hati, selalu membawa Luc ke rumahnya jika pulang sekolah. Dan mengantarnya pulang jika hari sudah sore. Terkadang bibi Annie juga membawakan makan malam untuk kami.

Malam itu tepat tgl 20 desember, berarti sebentar lagi Natal akan tiba. Tetapi suasana yang kurasakan berbeda dari tahun2 yang lalu. Dimana beberapa hari sebelum Natal kami telah sibuk menghias rumah & pohon Natal. Tetapi tidak dengan tahun ini & tahun lalu. Ibu begitu sibuk dengan pekerjaannya, ayah hanya bisa mengoceh tidak jelas jika alkohol itu telah merasuki pikirannya. Malam itu malam yang kesekian kalinya ayahku muntah di karpet ruang tengah karena mabuk. "Nak kesini bantu ibu membawa ayahmu ke kamar", terdengar suara ibuku memanggilku. Sebenarnya aku merasa kasihan dengan ibuku yang begitu sabar menghadapi ayahku. Aku tak tega & ku melangkahkan kaki ku ke ruang tengah. Kami berdua membawa ayahku ke kamar. Alkoholnya membuatku ingin muntah. Ibuku dengan sabar menggantikan bajunya & membersihkan bekas muntahan ayah di ruang tengah seperti biasa. Tidak habis pikir ibuku selama setahun ini begitu sabar mengurus ayahku.

Terkadang aku sangat kesal dengan ayahku. Ayah selalu meminta uang  kepada ibu untuk membeli alkohol2 itu. Terkadang memarahi ibu jika ibu melarang atau menasihati ayahku supaya berhenti dari kebiasaan buruknya itu. Ayah bisa mengamuk & memecahkan semua barang yang ada di dalam rumah. Dengan begitu ibuku akan memberikan uangnya untuk membeli minuman2 itu. Kata ayahku alkohol2 itu yang bisa membuat pikirannya tenang. Sebenarnya aku sendiri muak dengan kehidupanku sekarang ini. Kalau tidak karena ibu & Luc mungkin aku sudah pergi dari rumah ini. Bibi Annie juga yang sering menguatkan kami. "Sesuatu yang buruk menurutmu itu tidak akan berlangsung sepanjang hidupmu, janganlah kamu putus asa dengan semua cobaan ini", begitulah bibi Annie selalu memberikan nasihat2nya untuk menyemangati kami. Walaupun hari2 yang kami lewati tidak secerah dulu, tetapi ku masih bersyukur karena masih memiliki kedua orang tuaku & Luc. Selalu berdoa & berharap ayah bisa sadar & bangkit dari keterpurukannya.

----------> lanjut ke part 3


2 comments: