Suatu hari sepulang sekolah Fanie langsung berlari masuk kedalam rumah dan mencari miminya. Begitulah panggilan anak kecil itu kepada mamanya dengan sebutan "mimi ". Sebutan yang diberikannya sendiri kepada mamanya. Setelah meletakkan tas, Fanie pun langsung menuju dapur menemui miminya yang sedang memasak.
"Mimi...mimi ... Fanie ingin punya fekbook ya? nanti mimi buatin Fanie, ok...ok mimi??", kata Fanie sambil menggoyang-goyangkan tangan miminya.
Begitulah Fanie anak kecil yang sangat aktif, cerewet, dan hampir tiap hari dirumah bicara terus. Ada saja yang dibicarakannya dari kegiatan di sekolah, teman-teman, guru , buku bacaan yang baru dibacanya dan hal-hal lainnya yang dia jumpai. Mimi tentunya terkejut dengan permintaan bidadari kecilnya. Di umur 7 tahun sudah meminta dibuatkan facebook. Mengucapkan Facebook saja masih salah. Apa benar teknologi sekarang begitu canggihnya? Pergaulan anak-anak diusia mereka sudah membicarakan tentang facebook? Mimi gak habis pikir. Kadang pembicaraan anak-anak sudah seperti orang dewasa. Memang di sekolah sudah diajarkan komputer waktu masuk kelas 2 SD. Pelajaran komputer yang simple, seperti mengenal permainan game yang tentunya mendidik dan mengetik di WordPad. Tetapi kalau Fanie sudah meminta dan Mimi tidak memberikan penjelasan, pastilah akan diulang terus pertanyaan yang sama.
"Sayang, Fanie kan masih kecil. Tadi saja salah mengucapkan kata, harusnya kan 'facebook' bukan 'fekbook' tidak pakai akhiran "K" sayang", kata Mimi sambil mengelus rambutnya yang pendek dan tebal.
"Salah ya mimi , fekbook...feksbook...faksbook...kok susah mimi kata-katanya. Fanie tidak bisa, susah mau bilangnya", sambil mencoba mengulangi lagi kata-kata tersebut.
"Facebook, Sayang."
Akhirnya fanie berulang-ulang mencoba belajar mengatakan kata " Facebook " yang menurutnya susah sekali.
"Mimi, Facebook ya?", dengan senyuman khasnya yang memperlihatkan gigi serinya yang belum tumbuh.
Dan Miminya pun menjawab, "Tuh pintar anak mimi."
Mimi pun merasa senang melihat bidadari kecilnya sudah bisa mengucapkan kata Facebook. Dan malamnya menjelang tidur anak kecil itu pun bertanya lagi kepada Miminya.
"Boleh ya Mimi , Fanie juga mau dibuatkan facebook Mimi juga punya kan ? Lagian kata teman-teman bisa buat main game. Disana banyak gamenya loh mimi. Boleh ya Mimi...? Nanti Fanie yang ajarin Mimi cara main gamenya." Kalimat-kalimat tersebut meluncur saja begitu cepat dari mulutnya.
"Oh...anak ini , malahan mau mengajari Miminya bermain game di facebook.", pikir Mimi dalam hati.
"Oh...anak ini , malahan mau mengajari Miminya bermain game di facebook.", pikir Mimi dalam hati.
"Sayang, Fanie boleh memiliki facebook kalau sudah besar nanti. Sekarang Fanie kan masih kelas 2 SD. Belum waktunya Fanie membuat facebook. Fanie belajar yang rajin biar nanti mengerti apa kegunaan facebook dan baru bisa buat facebook. Ok , sayang?"
"Tapi kan...Mimi, Fanie mau main game seperti teman-teman." Raut mukanya pun menjadi sedih.
"Sayang...sini mimi ceritakan sebuah cerita , Fanie mau dengar?", rayu Mimi.
"Mau donk mimi." Dengan antusias Fanie mendekati miminya.
Mimi pun mulai bercerita.
"Di sebuah hutan yang lebat ada sebuah pohon yang tinggi sekali. Disana tinggallah keluarga burung rajawali dan anaknya yang masih kecil. Setiap hari burung rajawali itu mencarikan makanan berupa ikan-ikan kecil untuk makan anaknya. Burung rajawali itu dengan sabar merawat anaknya sampai besar. Disaat sayap anaknya sudah tumbuh cukup kuat , burung rajawali pun mengajari anaknya terbang di sekitar pohon yang mereka tinggal." Berhenti sejenak untuk mengambil nafas.
Tiba-tiba Fanie bertanya, "Kenapa begitu mimi ? Gak boleh terbang jauh-jauh ya?"
Anak kecil itu mulai penasaran. "Sabar ya Fanie kan Mimi belum cerita habis. Ayo kita lanjutkan ceritanya kata Mimi", mencoba menenangkan dulu.
Mimi pun melanjutkan ceritanya.
"Hari berganti hari dan bulan berganti bulan. Tetapi anak rajawali itu hanya terbang di sekitar hutan itu. Dia hanya mencari makanan disekitar situ. Karena menurut induk rajawali anaknya masih terlalu kecil untuk melihat dunia luar. Banyak hal yang masih harus dipelajari anaknya itu", lanjut Mimi sambil sesekali melihat ke wajah mungil Fanie.
"Menurut induk rajawali anaknya belum mampu untuk menjaga dirinya sendiri. Perlu beberapa tahun lagi untuk belajar. Anak rajawali pun merasa bosan dan ingin sekali terbang jauh ke angkasa melihat dunia yang menurutnya begitu indah. Setiap hari dia mendengarkan cerita dari anak-anak rajawali yang lebih besar dari dia tentang pengalamannya terbang ke tempat yang lain. Anak rajawali pun mulai menanyakan hal ini kepada induknya..
"Bu , kenapa saya tidak boleh terbang jauh. Padahal diluar sana kan lebih indah dari tempat ini. Kata teman-teman banyak tempat-tempat indah diluar sana. Banyak makanan yang bisa kita dapatkan juga. Boleh ya saya ikut teman-teman mengunjungi tempat-tempat indah itu?", rengek anak rajawali kepada induknya.
Induk rajawali itupun menjawab, "Anakku, kamu belum saatnya untuk terbang sejauh itu. Dunia luar memang indah, tapi tahukah kamu begitu banyak bahaya yang mengancam keselamatanmu? Sayapmu belum cukup kuat untuk terbang kesana. Tidak seperti teman-temanmu yang lain, mereka jauh lebih besar dan mempunyai pengalaman lebih banyak darimu. Belajarlah hidup bersama alam dan kamu akan mengerti bahaya-bahaya di sekitarmu. Jika kamu bisa membaca keadaan angin, terbanglah ke tempat yang menurutmu indah itu. Diluar sana kamu akan menghadapi berbagai cobaan. Badai dan angin kencang harus bisa kamu lewati anakku. Sayapmu harus cukup kuat untuk semuanya itu. Semuanya itu ada saatnya anakku. Janganlah putus-asa dan kecewa , karena kami akan selalu mendampingimu dan mengajarimu sampai kamu merasa cukup kuat dan tidak jatuh lagi saat terbang." Anak rajawali itu menyadari bahwa dia masih butuh banyak bimbingan dari induk rajawali karena kadang-kadang dia terjatuh saat terbang. Anak rajawali sadar ketika angin kencang datang dia belum sanggup menyeimbangkan kedua sayapnya. Anak rajawali bersyukur karena mempunyai induk yang begitu menyayanginya.
Berhenti sejenak mengelus pipi Fanie yang terlihat putih bersih.
"Begitulah anak rajawali mendengarkan nasehat orang tuanya. Mungkin di saat ini anak rajawali memang harus banyak latihan dan belajar. Suatu saat nanti pasti bisa seperti teman-temannya yang lain. Dan anak rajawali itu pun tidak bertanya kepada orang tuanya mengapa tidak diperbolehkan terbang jauh. Anak rajawali mengikuti nasehat orang tuanya dengan terus belajar dan berlatih. Anak rajawali itu ingin mempunyai sayap yang kuat dan bisa membaca keadaan alam. Setiap hari anak rajawali terus belajar dan berlatih terbang."
"Nah, begitulah cerita anak rajawali". Dia akan menunggu saat yang tepat untuk terbang jauh melihat tempat-tempat yang indah. Anak rajawali harus belajar banyak tentang alam dan sekitarnya biar bisa menghindari bahaya-bahaya yang bisa mengancam keselamatannya. Fanie mengerti kan?", sambil menatap matanya yang sudah mulai terlihat mengantuk.
"Semua hal itu ada saatnya. Disaat sekarang Fanie masih belum boleh punya facebook karena masih harus banyak belajar. Fanie harus mengerti dulu apa kegunaan facebook. Nanti suatu saat Fanie bisa membuat facebook sendiri dan digunakan untuk hal-hal yang berguna."
"Iya mimi, Fanie mengerti. Fanie mau belajar yang rajin biar naik kelas terus dan bisa membuat facebook sendiri", jawabnya dengan lugu.
"Mau donk mimi." Dengan antusias Fanie mendekati miminya.
Mimi pun mulai bercerita.
"Di sebuah hutan yang lebat ada sebuah pohon yang tinggi sekali. Disana tinggallah keluarga burung rajawali dan anaknya yang masih kecil. Setiap hari burung rajawali itu mencarikan makanan berupa ikan-ikan kecil untuk makan anaknya. Burung rajawali itu dengan sabar merawat anaknya sampai besar. Disaat sayap anaknya sudah tumbuh cukup kuat , burung rajawali pun mengajari anaknya terbang di sekitar pohon yang mereka tinggal." Berhenti sejenak untuk mengambil nafas.
Tiba-tiba Fanie bertanya, "Kenapa begitu mimi ? Gak boleh terbang jauh-jauh ya?"
Anak kecil itu mulai penasaran. "Sabar ya Fanie kan Mimi belum cerita habis. Ayo kita lanjutkan ceritanya kata Mimi", mencoba menenangkan dulu.
Mimi pun melanjutkan ceritanya.
"Hari berganti hari dan bulan berganti bulan. Tetapi anak rajawali itu hanya terbang di sekitar hutan itu. Dia hanya mencari makanan disekitar situ. Karena menurut induk rajawali anaknya masih terlalu kecil untuk melihat dunia luar. Banyak hal yang masih harus dipelajari anaknya itu", lanjut Mimi sambil sesekali melihat ke wajah mungil Fanie.
"Menurut induk rajawali anaknya belum mampu untuk menjaga dirinya sendiri. Perlu beberapa tahun lagi untuk belajar. Anak rajawali pun merasa bosan dan ingin sekali terbang jauh ke angkasa melihat dunia yang menurutnya begitu indah. Setiap hari dia mendengarkan cerita dari anak-anak rajawali yang lebih besar dari dia tentang pengalamannya terbang ke tempat yang lain. Anak rajawali pun mulai menanyakan hal ini kepada induknya..
"Bu , kenapa saya tidak boleh terbang jauh. Padahal diluar sana kan lebih indah dari tempat ini. Kata teman-teman banyak tempat-tempat indah diluar sana. Banyak makanan yang bisa kita dapatkan juga. Boleh ya saya ikut teman-teman mengunjungi tempat-tempat indah itu?", rengek anak rajawali kepada induknya.
Induk rajawali itupun menjawab, "Anakku, kamu belum saatnya untuk terbang sejauh itu. Dunia luar memang indah, tapi tahukah kamu begitu banyak bahaya yang mengancam keselamatanmu? Sayapmu belum cukup kuat untuk terbang kesana. Tidak seperti teman-temanmu yang lain, mereka jauh lebih besar dan mempunyai pengalaman lebih banyak darimu. Belajarlah hidup bersama alam dan kamu akan mengerti bahaya-bahaya di sekitarmu. Jika kamu bisa membaca keadaan angin, terbanglah ke tempat yang menurutmu indah itu. Diluar sana kamu akan menghadapi berbagai cobaan. Badai dan angin kencang harus bisa kamu lewati anakku. Sayapmu harus cukup kuat untuk semuanya itu. Semuanya itu ada saatnya anakku. Janganlah putus-asa dan kecewa , karena kami akan selalu mendampingimu dan mengajarimu sampai kamu merasa cukup kuat dan tidak jatuh lagi saat terbang." Anak rajawali itu menyadari bahwa dia masih butuh banyak bimbingan dari induk rajawali karena kadang-kadang dia terjatuh saat terbang. Anak rajawali sadar ketika angin kencang datang dia belum sanggup menyeimbangkan kedua sayapnya. Anak rajawali bersyukur karena mempunyai induk yang begitu menyayanginya.
Berhenti sejenak mengelus pipi Fanie yang terlihat putih bersih.
"Begitulah anak rajawali mendengarkan nasehat orang tuanya. Mungkin di saat ini anak rajawali memang harus banyak latihan dan belajar. Suatu saat nanti pasti bisa seperti teman-temannya yang lain. Dan anak rajawali itu pun tidak bertanya kepada orang tuanya mengapa tidak diperbolehkan terbang jauh. Anak rajawali mengikuti nasehat orang tuanya dengan terus belajar dan berlatih. Anak rajawali itu ingin mempunyai sayap yang kuat dan bisa membaca keadaan alam. Setiap hari anak rajawali terus belajar dan berlatih terbang."
"Nah, begitulah cerita anak rajawali". Dia akan menunggu saat yang tepat untuk terbang jauh melihat tempat-tempat yang indah. Anak rajawali harus belajar banyak tentang alam dan sekitarnya biar bisa menghindari bahaya-bahaya yang bisa mengancam keselamatannya. Fanie mengerti kan?", sambil menatap matanya yang sudah mulai terlihat mengantuk.
"Semua hal itu ada saatnya. Disaat sekarang Fanie masih belum boleh punya facebook karena masih harus banyak belajar. Fanie harus mengerti dulu apa kegunaan facebook. Nanti suatu saat Fanie bisa membuat facebook sendiri dan digunakan untuk hal-hal yang berguna."
"Iya mimi, Fanie mengerti. Fanie mau belajar yang rajin biar naik kelas terus dan bisa membuat facebook sendiri", jawabnya dengan lugu.
"Ya udah sekarang sudah malam kamu tidur ya? Nanti hari minggu kita ke Gramedia ya. Nanti mimi carikan permainan game yang cocok untuk Fanie. Gimana? Biar Fanie bisa belajar juga dari game itu. Bukan hanya main saja, biar Fanie pintar."
"Ok dech...tapi benar ya Mimi, cariin Fanie game ya?", dengan muka yang agak memelas.
"Iya sayang", jawab Mimi.
Begitulah Fanie mesti dijelaskan sedetail mungkin. Kalau tidak akan membuat dia semakin penasaran dan bertanya kepada kita lagi. Kita mesti dengan sabar menjelaskan setiap pertanyaan yang dia tanyakan. Seperti janji Mimi kepada anaknya. Akhirnya hari Minggu sore mereka pergi ke gramedia di salah satu mall untuk mendapatkan apa yang diinginkan oleh bidadari kecilnya.
Mimi mengajak Fanie ke bagian tengah gramedia, disana diletakkan layar komputer dan disediakan game-game edukasi bagi anak-anak seusia Fanie. Inilah yang akan ditunjukkan mimi kepada bidadarinya. Terlihat anak-anak dengan antusias memainkan game-game yang disediakan. Begitu juga Fanie, dengan girangnya berdiri di belakang sambil menunggu giliran untuk mencoba game tersebut.
"Mimi...mimi...fanie mau coba gamenya ya? Nanti kalau bisa mimi beliin ya? Nanti main dirumah, di komputer mimi", mintanya kepada Mimi.
"Iya sayang , nanti Fanie coba dulu ya."
Akhirnya setelah menunggu beberapa saat, Fanie pun mendapatkan giliran untuk mencoba game edukasi tersebut. Bisa dibayangkan betapa senangnya anak itu, mencoba sesuatu yang baru. Karena yang dia pilih game berhitung, maka sibuklah dia menjumlahkan angka yang ditampilkan di layar komputer.
"Ini Fanie bisa mimi, 3 x 3 = 9 betul kan mimi."
"Iya...tuh pintar," jawab Mimi sambil tersenyum kepada bidadarinya.
Beberapa game dicoba oleh Fanie, kelihatannya dia cukup menikmati. Setelah cukup lama mencoba beberapa game edukasi yang disediakan akhirnya Fanie berdiri dan mempersilahkan anak yang sejak tadi menunggu dibelakangnya untuk mencoba juga. Mimi pun senang melihatnya, ternyata bidadarinya mau berbagi juga dengan orang lain. Kami memilih beberapa VCD edukasi untuk dibawa pulang. Mimi membiarkan bidadarinya itu memilih vcd yang disukainya.
Bisa dibayangkan Fanie sudah tidak sabar untuk mencoba gamenya itu dirumah. Sepanjang jalan dia bercerita pengalamannya tadi di gramedia bermain game edukasi. Karena kelelahan akhirnya ketiduran juga di mobil. Mungkin dia sudah melupakan Facebook, karena tidak terdengar anak itu menyebut kata Facebook lagi. Syukurlah, akhirnya anakku mendapatkan pengetahuan yang berguna hari ini. Semoga game edukasi ini memberi manfaat bagi bidadariku. Memperkenalkan teknologi kepada anak harus yang mempunyai edukasi yang baik dan memberikan pengetahuan kepadanya.
Cerita ini ditulis untuk mengikuti sarikata.com Lomba Cerita Anak, Dongeng 2011
bagus bgt ceritanya,natural banget.salam kenal,klu ada waktu kunjungi blog ane ya
ReplyDeletewaaaa.. kecil2 punya facebook.. boleh dong di add facebooknya?
ReplyDeleteoh ya, aku follow blognya ya
ReplyDeleteAnak-anak jaman sekarang canggih banget, udah dapet pelajaran komputer dari SD. Mainan edukasi anak2 juga di komputer, canggih bgt... jaman aku dulu masih jaman tamagochi hihihiii
ReplyDeletecerita mantabs.. moga menang lombanya..:D
ReplyDelete@ i-one : Makasih ya dh berkunjung ke sini ^_^. Ceritanya mmg ditulis sesuai pengalaman hehehehe...
ReplyDelete@ Geafry Necolsen : Thanks ya dh follow & slm kenal. Masih blm dibuatin FB , nunggu dia mengerti dulu manfaatnya. Masih bbrp tahun lg.
ReplyDelete@ Mila : sama kak dulu jg mainannya tamagochi...hehehehe...ank skrg lebih keren mainannya ^_^
ReplyDelete@ fizer0 : thanks ya dukungannya :D
ReplyDeleteHe he anak sekarang nggak pada gaptek.. Udah kenal pesbuk.. Semoga menang ya mbak :-)
ReplyDeletecerita yg menarik. nama tokoh si anak mirip namaku
ReplyDelete