Di sebuah desa tinggallah satu keluarga yang cukup sederhana. Walaupun listrik telah masuk ke desa, tetapi mereka masih menggunakan peralatan yang cukup sederhana. Kadang kala mereka masih menyalakan lampu minyak untuk menerangi rumah kecil mereka. Dan mereka juga masih menggunakan setrika arang untuk melicinkan pakaian. Melihat orang tuanya yang masih menggunakan setrika arang anaknya yang telah bekerja di kota pun membelikan sebuah setrika listrik untuk orang tuanya. Anaknya pun membawa pulang sebuah setrika listrik yang bagus. Anak itu pun mengajari kedua orang tuanya menggunakan setrika tersebut. Kedua orang tuanya senang sekali, tetapi mereka sayang juga dengan setrika arang yang bertahun-tahun telah membantu melicinkan pakaian. Maka orang tua itu pun meletakkan setrika listrik itu disamping setrika arangnya yang lama.
Setrika arang merasa sedih sekali karena sebentar lagi dia tidak akan bisa bekerja untuk majikannya. Bertahun-tahun dia telah melicinkan pakaian majikannya dan sekarang dia akan digantikan oleh setrika listrik. Wajahnya terlihat murung dan tidak bersemangat. Setrika arang merasa minder dengan setrika listrik. Melihat setrika arang yang sedih, setrika listrik pun ingin menghiburnya.
"Hi, kenapa kamu begitu sedih?" kata setrika listrik.
"Sebentar lagi aku pasti akan dibuang oleh majikan ku, dan kamu lah yang akan menggantikan posisiku. Majikanku pasti akan sayang sekali denganmu karena kamu begitu bagus dan baru. Pasti bisa membantu majikanku melicinkan pakaian dengan cepat. Tidak seperti aku yang lambat, harus diisi arang dan dipanaskan dulu. Dengan listrik kamu pasti lebih cepat panas daripada aku", jawab setrika arang dengan nada sedih.
"Oh...karena itu kawan kamu menjadi sedih. Jangan bersedih kawanku, majikanmu pasti akan tetap sayang kepadamu. Kamu telah berjasa kepada mereka selama bertahun-tahun. Percayalah, mereka tidak akan membuangmu. Tanpa kamu kawanku, aku tidak akan ada disini. Mereka tidak akan bisa membuatku seperti ini. Karena kamu lah awal dari aku, sehingga bisa tercipta aku yang sekarang. Seharusnya aku yang harus berterima kasih kepadamu kawan. Aku harus belajar banyak dari kamu", kata setrika listrik mencoba menghibur sahabatnya.
"Semoga yang kamu katakan itu benar kawan, tapi aku tidak yakin. Buat apa mereka menyimpan aku yang tidak berguna lagi. Besok pasti majikanku akan membuang ku", setrika arang menjawab dengan sedih.
Setrika arang bersedih sepanjang malam itu, membayangkan keesokan hari dia pasti akan dibuang majikannya. Dia tidak bisa memejamkan matanya, dia merasa dirinya sudah tidak berguna. Dengan perasaan sedih menunggu datangnya pagi. Akhirnya matahari terbit juga, keluarga itu pun melakukan kegiatan mereka . Seperti biasa setiap pagi majikannya pasti akan menyetrika pakaian-pakaian yang telah kering. Majikannya pun mengambil setrika listrik dan mulai menyetrika pakaian. Akhirnya dalam beberapa saat pakaian-pakaian itu menjadi licin dan rapi. Melihat itu pun setrika arang tambah sedih. Majikannya ternyata sudah tidak memperdulikannya.
Tetapi setelah majikannya selesai menyetrika pakaian, dia mengambil setrika arang yang terletak di meja. Dibersihkannya setrika itu dan dikeluarkannya arang-arang dari dalam. Setrika arang dilap oleh majikannya sehingga badannya semua menjadi bersih. Setrika arang masih bingung. Dia tidak habis pikir apa yang dilakukan majikannya.
"Kenapa majikanku tidak membuangku? Bukankah aku sudah tidak berguna lagi", setrika arang bertanya-tanya dalam hati.
Setelah setrika arang dibersihkan, majikannya menyimpannya di lemari kaca dengan hati-hati. Melihat hal itu anaknya pun bertanya, "Bu, kenapa setrikanya tidak dibuang saja? Kan kita sudah punya setrika listrik. Dan setrika arang itu pun sudah tua dan jelek."
Majikan itu pun menjawab pertanyaan anaknya itu dengan bijak, "Nak, Ibu akan menyimpan setrika arang ini. Setrika ini sudah berjasa bagi kita. Selama bertahu-tahun telah membantu kita melicinkan pakaian-pakaian. Biar cucu Ibu bisa tahu kalau kita dulu sebelum memakai setrika listrik itu kita menggunakan setrika arang. Dan kalau listrik padam, Ibu juga masih bisa menggunakan setrika arang ini bukan?"
Mendengar jawaban majikannya setrika arang menjadi senang. Setrika arang pun tenang, walaupun dia tidak dapat setiap hari membantu majikannya lagi tetapi dalam hati majikannya dia masih berguna. Jasa-jasanya diingat selalu oleh majikannya. Dia tak akan tetap bersama majikannya tanpa takut dibuang lagi.
"Benarkan apa kata ku? Majikan kita tidak akan membuangmu. Sekarang kamu bisa beristirahat, tidak perlu bekerja keras lagi. Tetapi bantu aku sekali-kali ya kalau listrik padam, gantikan pekerjaanku. Aku juga ada kekurangannya, jangan engkau minder lagi kawanku. Mari kita bersahabat membantu majikan kita. Aku juga perlu kamu, kita saling membutuhkan", kata setrika listrik dengan senang.
Akhirnya setrika arang dan setrika listrik bekerja sama membantu majikan mereka. Mereka saling menggantikan jika salah satu tidak bisa melakukan pekerjaannya. Begitulah kisah setrika arang yang tak terlupakan. Walaupun sekarang kita telah memakai setrika listrik , tetapi kita tidak boleh melupakan asal-usul setrika itu. Bisa dijadikan pengetahuan buat anak cucu kita nantinya.
Cerita ini ditulis untuk mengikuti sarikata.com Lomba Cerita Anak, Dongeng 2011
sukses yah ceritanya. :D
ReplyDeletekisah setrika arang dan listrik :)
dulu saya juga punya sterika arang yang ada jagonya, sekarang entah di mana
ReplyDelete@ma_dhan : makasih ya :D.
ReplyDelete@Joe : saya jg punya hehehe..^_
wah,aktif banget postingan ama kirim cerita sama kaya arief,hehe moga menang,klu ada waktu kunjungi blog ane ya
ReplyDeletewah, bagus ceritanya.. jadi teringat dulu nenek suka nyetrika pake setrika arang. sekarang udah beneran dibuang :(
ReplyDeletekayaknya dulu pernah ada deh. tapi jaman nenekku
ReplyDeleteaku jadi ingat waktu kecil suka diajak Alm.papa jemput baju2 kantornya ke binatu......dan yang ada emang sterika arang yg begitu berat dan kokoh...dan pakaian pun begitu rapi di buatnya....
ReplyDeletekunjungan pertama, dulu pernah nyoba setrika arang nenek, tapi gak bisa makenya dan imbasnya bajunya jadi bolong kena arangnya hihihi...
ReplyDeletegood luck ya mba... salam kenal.. :)
waaah bagus cerita setrika arangnya.
ReplyDeletebanyak nilai moral yang terkandung :)
salam kenal ya kak..
kunjungan pertama saya..
@i-one : makasih ya dukungan & kunjungannya :D
ReplyDelete@meutia : jaman nenek kita y mbk masih pake setrika itu...hehehehe :D
@Sang Cerpenis Bercerita :Betul2 :D
ReplyDelete@Bunda Loving : Betul Bunda ^_^ , mknya setrika arang begitu disayang sm nenek.
@Yhantee : thanks ya yhan dh berkunjung & salam kenal juga :D. Mmg gampang2 sudah pakainya.
ReplyDelete@Adriansyah S Putra : Thanks ya :D . Salam kenal jg.
mengharukan banget mi.... sampe terharu aku....
ReplyDeleteSetrika arang asapnya ga nahaaan~
ReplyDeleteaku ga sempet ngalamin setrika pake arang sih. tapi dirumah nenek ku msh ada, udah jadi pajangan jg. Jadi Barang Antik hehehe....
ReplyDelete@Purnama Julia Utami : thanks ya say :P
ReplyDelete@Miwwa : salam kenal mbak :D , walaupun byk asap tetapi setrika yang kokoh.
@Mila : :D sama kak, jdnya dipajang di lemari.
terima kasih atas partisipasinya
ReplyDelete